Senin, 18 Agustus 2014

Siluet Seorang Pria

Aku melihat siluet seorang pria
Berdiri tegak membelakangi cahaya
Seperti menanti orang terkasihnya
Siapakah gerangan?
Yang telah setia di peraduan?
Menanti sang merpati betina kembali
Dari negeri tempat ia mengabdi

17 Agustus 2014

Kamu yang telah Pergi

Kamu yang telah pergi
Tinggalkan kenangan yang tersimpan dalam hati
Semua rasa tak bisa terlupa
Selalu teringat dalam sanubari
Sebagai penyejuk jiwa yang hampa
Tak peduli bahagia atau lara
Semua tersimpan rapi dalam memori
Terkuak rasa untuk memahami kembali
Apa yang telah kau beri

17 Agustus 2014

Selasa, 20 Mei 2014

Bukan hanya Hitam dan Putih

Sebelum ada kamu,
yang aku tau hanya hitam dan putih
Kini, kau goreskan warna lain untukku
Beribu warna baru kau ciptakan dalam duniaku
Kau ajarkanku merangkai warna
Hingga tercipta warna-warna indah itu
Lalu, kau bisikkan sesuatu,
Itu pelangi, katamu
Sejak saat itu aku tau,
Engkaulah pelangiku
Yang ada setelah rinai hujan tiada

18 Mei 2014

Abu-abu

Goresan warna dalam hidupku,
hitam dan putih
Di antara haitam dan putih itu, ada kamu
Kamu yang selama ini ada dalam kalbuku
Kisah ini begitu syahdu
Mengalun indah bak sebuah syair
Dan di antara hitam dan putih pulalah,
Kita bertemu
Membaur menjadi abu-abu
Tidak hitam, juga tidak putih
Hanya ada satu, abu-abu

18 Mei 2014

Jumat, 09 Mei 2014

Tiba-tiba

Entah kenapa rasa ini tiba-tiba ada
Menggerogoti dinding hati
Mungkinkah ini pertanda,
Bahwa aku telah jatuh hati?
Semakin lama rasa ini semakin semakin tumbuh
Rasa untuk selalu melindungi, mengasihi
juga mencintai
Semoga benar adanya
Bahwa rasa ini memang benar ada
Untukmu, sahabat dekatku

9 Mei 2014


Senin, 05 Mei 2014

Senyummu

Mungkin anganku terlalu tinggi untuk membayangkanmu
Kau bagaikan angin dalam hidupku
Ada, tapi tak dapat aku menggenggammu
Hadirmu membawa kesejukan
Membuat tandan ini dingin gemetar
Seperti gempa yang mengguncang hatiku
Saat mata kita bertemu
Kau tarik bibirmu ke kanan dan kiri
Hingga terbentuk senyum menawan
Sederhana kan?
Ya, sesederhana itulah kau mampu membuatku terpaku
Hanya diam, tapi kupu-kupu dalam perutku
bak mendapat banyak madu!

2013

Kamis, 24 April 2014

Jauh

Ketika hati ini merapuh
Seolah aku tak bisa mengucap apa-apa
Hadirmu begitu nyata
Namun aku tau, itu hanya byang-bayang semu
Kucoba tuk berlari menggapai itu
Sayang, kau telah menjauh dariku...

24 April 2014

Kamu

Aku lumpuh saat cinta di hadapku
Langkah ini seolah terhenti saat cinta berjalan mengikutiku
Bibir ini terasa sulit untuk sekedar menyingungkan segaris senyum ketika cinta menampakkan dirinya
Kaki ini terasa berat melangkah saat aku tau bahwa cinta itu kamu
Dan aku mati rasa ketika cinta datang menyapa...

Yogyakarta, 2014

Senin, 21 April 2014

Jangan Salahkan Kami!

Kau tau negeri kepulauan yang terbesar di dunia?
Negeri yang mahsyur permai dikata orang itu?
Ya. Itulah tanahku. Tanah kelahiranku
Indonesia
Biarpun banyak perpecahan dalam tubuhnya
Biarpun banyak problematika menerjang,
bak badai ganas di lautan luas
Biarpun tuan dan puan banyak merampas hak kami,
para kaum bawahan
Biarpun para pejabat berebut kekuasaan
dan menjerumuskan diri mereka dalam sebuah dunia kelam
bernama korupsi
Biarpun poros roda politik uang selalu berlangsung
Kami tetap disini, berdiri di tanah yang telah melahirkan kami,
para anak manusia yang punya nama
Bukan hanya sekumpulan tulang belulang tak bermakna
Kamilah para penerus bangsa
Yang punya semangat juang tinggi untuk mempersatukan Indonesia
Biarpun di luar sana banyak yang mencaci maki kami,
para kaula muda Indonesia
Tapi kami tetap teguh membangun bumi pertiwi
Engkaulah bumi pertiwiku, Indonesiaku
Yang kaya akan keindahan duniawi
Hey kalian para manusia di negeri sebrang
Jangan anggap kami lemah
Jangan pikir kami tak punya apa-apa
Kami ini bangsa yang besar!
Sumber daya kami takkan habis
Air bagaikan lautan yang tak pernah kering
Udara bagaikan hembusan angin yang selalu menyapa
Hutan bagaikan rimbunnya ribuan rumah di Jakarta
Tapi, bila kalian, para manusia di negeri sebrang
Melihat bumi ini porak poranda
Jangan salahkan kami!
Kami tak tau menau soal itu
Kami berbeda dengan para perampok negeri sendiri itu
Betapa kejamnya mereka, merampas apa yang kami punya!
Gugusan pulau terbentang dari Sabang sampai Merauke
Mencerminkan satu persatuan
Gugusan awan di langit luas
Tercermin senyum untuk Indonesia mendatang
Kami, para generasi penerus bangsa
Akan berjuang dan bersatu untuk Indonesia
Itu janji kami padamu, para pejuang kemerdekaan
Yang gugur di medan perang

Yogyakarta, 19 April 2014

Selasa, 14 Januari 2014

Hujan

Tetesan hujan mengiringi langkahku
Menghapus asa tentangmu
Saat kau tak lagi menyebut kita
Rentetan kata seolah tak lagi bermakna
Aku diam dalam hujan
Tersenyum dalam kebisuan

 
Langit Biru Blogger Template by Ipietoon Blogger Template